Saturday, March 8, 2014

Cerpen: Bias! Part 2

Part 1

Mukanya sedih sekali, pikirku. Pasti dia sangat kesepian. Hal yang bisa kulakukan hanyalah memasak makanan-makanan kesukaannya. Sepertinya aku gagal, karena dia bahkan telah masuk kamar setelah makan tak lebih dari empat suapan. Aku mulai menangis. Dalam keadaan terguncang, aku baru menyadari bahwa suara yang telah kudengar beberapa saat ini adalah suara aktivitas dalam rumah. Pencuri, batinku. Veral sudah pasti tidur di waktu selarut ini. Dan tidak salah lagi, barusan adalah suara pintu depan terbuka!

Panik, aku mencari barang yang bisa dijadikan senjata. Pilihanku jatuh pada vibrator gelas kaca yang cukup tebal. Kukumpulkan segenap keberanianku dan mulai mengendap-ngendap keluar kamar. Kulihat pintu depan terbuka lebar, namun tidak ada seorang pun. Anakku! Jeritku dalam hati. Aku berbegas menaiki tangga, sambil bersiap menyerang si perampok. Aku sampai di depan pintu kamar Veral yang terbuka. Hatiku mencelos. Menit berikutnya aku telah mengelilingi seluruh rumah. Tidak ada perampok, tidak ada barang yang dicuri, tidak ada Veral.

Pasti dia kambuh lagi. Oh, anakku. Kemana dia di tengah malam begini?? Aku mengambil jaket lalu menghambur ke jalan, berusaha mencari sosok seorang anak kurus. Jalanan sangat sepi. Aku mencari selama berjam-jam tanpa hasil.

Keesokan paginya, aku keluar lagi untuk mencari Veral. Entah kenapa kemarin malam, aku punya perasaan aneh ketika melewati kebun pisang. Aku tidak berani masuk ke dalamnya karena sangat gelap. Sekarang, dengan sinar matahari, kebun itu dapat terlihat jelas. Ujungnya tidak kelihatan, saking luas dan penuhnya kebun ini. Baru beberapa meter, aku mencium bau amis yang sangat kuat. Aku mulai menangis. Bau ini pasti bau dari bangkai binatang liar, aku berusaha meyakinkan diri sendiri. Aku berjalan ke arah dimana bau itu semakin kuat, dan akhirnya berhenti di depan pohon besar.

Di atas pohon, tersangkut di antara dahan, terlihat wajah yang amat kukenal. Tubuhnya terpelintir, isi perutnya menjuntai ke bawah. Detik setelahnya, aku dibuat tuli oleh teriakanku sendiri.

Part 3

No comments:

Post a Comment

How to Win Friends and Influence People

 Author: Dale Carnegie Originally published: October 1936 Self note Practical – Every day Become genuinely interested in other people Smile ...