Thursday, April 8, 2021

Parenting Tips from A Child - Tips Praktis Menjadi Orangtua, dari Seorang Anak

Berikut ini adalah catatan-catatan mengenai Parenting, dari seseorang yang belum menjadi orangtua. Bersumber dari berbagai observasi, diharapkan bisa membawa manfaat bagi orang yang membacanya (dan untuk penulis bila kelak memiliki anak).

1. Jangan batasi kreatifitas anak.

Ketika mengajarkan anak, jangan beritahukan caranya, beritahukan konsep dan tujuannya, dan jadikan cara kita sendiri hanya sebagai contoh. Banyak cara dalam mencapai satu tujuan.
Contoh kasus: membuka tutup botol, mencuci baju, dsb

2. Jangan pernah mengatakan "kamu ga bisa" ke anak.
Semangati anak, atau beritahukan hal-hal yang harus dia kuasai sebelum dia dapat melakukan hal tersebut.
Contoh: bernyanyi, naik kendaraan umum sendiri (asalkan sudah tahu caranya), dsb

3. Berikan tanggung jawab ke anak untuk meningkatkan kepercayaan dirinya karena dia dipecaya, belajar bertanggung jawab.
Contoh: Mengunci jendela, dsb

4. Jangan membuat anak khawatir berlebihan, jangan berfokus pada hal-hal buruk yang dapat terjadi, namun fokus pada cara melakukan yang benar.
Contoh:  Jangan mengatakan kalau pintu tidak dikunci nanti ada maling, kalau berenang nanti tenggelam, kalau tidak bergandengan tangan nanti hilang, kalau naik sepeda nanti jatuh, dsb

5. Jangan membuat anak takut dengan orang lain, perbanyak interaksi anak dengan orang lain agar meningkatkan kemampuan komunikasi dan kepercayaan dirinya.
Contoh: belanja ke warung, menerima tamu, dsb

6. Jangan membatasi jam tidur anak,  namun ciptakan situasi di mana anak termotivasi untuk bangun pagi. Bila hanya dibatasi jam tidur tanpa penjelasan, ketika dewasa anak akan cenderung merasa tidak ada orang lagi yang melarang sehingga dapat bebas bergadang.
Contoh: buatkan anak sarapan yang enak di pagi hari, atau berikan semacam hadiah bila anak tersebut dapat bangun sendiri tanpa dibangunkan

7. Selalu jelaskan alasan di balik setiap ajaran

8. Bila anak berbuat kesalahan, ada dua kemungkinan.
Pertama, dan yang paling sering terjadi, adalah anak tidak mengetahui apa yang dia perbuat itu salah. Ketika dimarahi anak akan bingung, dan bila terlalu sering dimarahi, akhirnya anak malah akan cenderung berbohong hanya untuk menghindari dimarahi, bahkan saat dirinya tidak salah. Contohnya bila dimarahi "kamu sengaja muntah karena ga suka makanannya ya?" anak akan takut dan berpikir segala cara agar tidak dimarahi, meskipun kenyataannya anak sedang sakit.
Kedua, bila anak sudah tahu apa yang dilakukannya salah namun tetap dilakukan, tanyalah alasan mengapa dia melakukannya. Tentu anak tidak akan menjawab "karena aku nakal", namun akan mengatakan jawaban yang akan membantu anda lebih memahami dia. INGAT! kejujuran tidak akan diperoleh dengan bersikap galak atau memarahi anak. Memarahi bahkan dapat membuat anak menjadi tidak menyukai atau menghormati orangtuanya.

9. Jangan pernah tertawakan kegagalan anak, karena anak bisa takut mencoba karena takut ditertawakan

10. Kadang, anak berbohong hanya karena takut dimarahi. Lebih penting anak berkata jujur dan kita bisa mengoreksinya daripada hanya memarahi anak tanpa hasil.

11. Bila ingin anak bercerita, jangan bereaksi berlebihan. Misalkan anak sekali bercerita bahwa dia diejek temannya, sering kali sang anak hanya ingin didengar dan ditemani, namun sang ibu malah datang ke sekolah dan melapor guru. Keesokan harinya sang anak malah di cap anak mami, mendapat gangguan dan ejekan yang semakin parah, namun tidak memberitahu ibunya karena takut akan bereaksi berlebihan kembali

12. Jangan pernah memarahi anak atas apa yang ada pada dirinya, namun marahi sikapnya. Misalnya jangan mengatakan "kamu anak bandel, kamu tidak berguna, kamu anaknya iri hatian, kamu anak bodoh", karena alam bawah sadar anak akan menyetujui hal itu sehingga ada kalanya dia merasa "pantas saja saya tidak bisa, saya kan anak bodoh"

13. Jangan biarkan kakak bersikap tidak adil kepada adik dan sebaliknya, jangan berikan cap "kakak baik sedangkan adik nakal" atau semacamnya. Biasanya, adik akan menyenangi kakaknya dan hanya meresponi sikap kakaknya. Bila sang adik iri, mungkin karena sang kakak egois. Bila adik pelit, mungkin karena sang kakak terlebih dahulu pelit. Ingat, seorang anak yang lebih kecil tidak hanya belajar dari ayah dan ibu namun juga melalui sikap kakak.

14. Biasakan anak agar tidak menunda-nunda pekerjaan. Bila selesai makan langsung cuci piring, bila ada PR langsung dikerjakan (namun juga tidak kaku bila ada momen-momen tertentu misalnya ada acara tivi yang disenanginya yang hanya ada pada jam tersebut). Hal ini akan mengembangkan kerajinan dan tanggung jawab anak yang akan terbawa sampai dewasa.

15. Jika ada masalah, bicarakan sampai mengerti perasaan masing-masing, tujuan utamanya bukan jalan keluar 

16. Bila berisik, jangan suruh anak diam, biarkan mereka mengerti alasannya. Berisik boleh, tapi ada tempat dan aturannya. Salah kita kalau anak jadi pendiam,  tidak mau mengobrol saat kumpul keluarga. Berisik boleh, semangat saat diminta guru cerita depan kelas

17. Kalau anak berbuat baik, misal sedang makan makanan favoritnya, tapi tetap memberikan ke orang tuanya, jangan di tolak. Tunjukan kalo perbuatan baik membuat orang bahagia, sehingga dia juga melakukan ke orang lain. Kalau ditolak, anak bingung apa fungsinya berbuat baik, orangnya pun tidak menunjukan kebahagiaan. Kalau niat baik cara salah juga jangan dimarahi tanpa penjelasan, misal masak untuk ibu tapi dapur hancur berantakan

18. Biarkan anak belajar melalui tugas, seperti memasak nasi, memanaskan makanan, memotong buah, dsb. Berikan anak tugas khusus, misal mengunci jendela setiap malam untuk melatih tanggung jawab

19. Ketika anak mau terbuka dengan kita, jangan langsung menjudge apakah dia salah atau benar, dengarkan saja dulu. Contoh anak bilang dia benci sama temannya. Hal ini sudah lama dipendam dan  tidak pernah diceritakan kepada siapapun. Kalau kalimat pertama yang keluar dari kita adalah "tidak boleh begitu!", anak akan malas cerita dan justru dipendam. Akhirnya dibiarkan saja menumpuk bertahun-tahun tanpa ada penyelesaian. Kalau kita mendengar dengan baik, kita bisa mulai berpikir bagaimana merekonsiliasi hubungan mereka. Semua orang tua kalau ditanya apakah mereka mengajarkan anak untuk jujur atau tidak, pasti dijawab jujur. Padahal kenyataannya sikap kita tidak mendukung dan mengapresiasi kejujuran anak

20. Kepemilikan tubuh.
Bila orangtua mau pegang bagian-bagian tubuh anak, harus minta ijin terlebih dulu. Anak berhak menolak jika tidak mau dipegang. Sehingga terbiasa sampai ke luar rumah

21. Growth mentality
Bila sekarang ga bisa matematika, jangan dilabel sebagai orang yang selamanya tidak bisa matematika, tapi bisa bertumbuh menjadi bisa

No comments:

Post a Comment

How to Win Friends and Influence People

 Author: Dale Carnegie Originally published: October 1936 Self note Practical – Every day Become genuinely interested in other people Smile ...