Saturday, March 8, 2014

Cerpen: Bias! Part 3

Part 1

Part 2

Aku mengunyah donat gula dengan rakus. Donat ini benar-benar enak. Kuselingi dengan menyeruput kopi, cairan yang kuharap dapat membantuku terjaga setidaknya selama dua jam lagi. Mengantuk di atas motor tua dengan ban yang sudah botak tentu bukan ide yang bagus. Lamunanku buyar oleh deringan telepon.

“Pak ada kasus…” suara di seberang sana terputus oleh eranganku. Tanganku terkena kopi panas saat sebelumnya kubanting ke meja. Kasus?? Saat pergantian shift kurang dari satu jam lagi? Alam semesta pasti sedang mengejekku! Kuambil kunci motor polisi sambil mengemas beberapa perlengkapan penyelidikan. Betapa aku ingin menaiki motor tuaku dan pulang ketimbang menaiki motor besar ini dan pergi ke antah-berantah.


Sampai di tempat kejadian, aku tak sanggup berpikir jernih. Kebun pisang yang sama, kondisi mayat yang sama, tangisan wanita paruh baya yang sama. Aku yakin pernah mengalami ini sebelumnya. Alam semesta bukan hanya mengejekku, namun juga menyeretku ke dalam keanehan ini. Setelah penyelidikan selesai, aku kembali ke kantor. Bukannya pulang, aku malah membuka-buka catatan kasus. Setengah girang dan setengah takut, kutemukan data kasus yang kucari.

Dua puluh tahun yang lalu, seorang anak hilang dari rumah sakit jiwa. Anak itu ditemukan di atas pohon juga dengan tubuh terpelintir. Kasus ditutup dan dianggap sebagai sebuah kecelakaan. “Roti jalang!” umpatku. “Gimana bisa hal kayak gini dianggap kecelakaan sih. Semoga kamu udah damai sekarang..” aku berhenti sejenak untuk mencari-cari nama anak itu. “Ah, Haris. Semoga kamu damai ya Nak”. 

No comments:

Post a Comment

How to Win Friends and Influence People

 Author: Dale Carnegie Originally published: October 1936 Self note Practical – Every day Become genuinely interested in other people Smile ...