Friday, September 26, 2014

78 degrees

Hai teman. Masih ingatkah kalian dengan tempat yang bernama kutek? Kalau kalian bukan Linarty, tentu masih ingat. Malam ini saya akan bercerita tentang sebuah tempat di kutek. Dari pintu kutek, beloklah ke kiri. Jalan terus sampai kalian menemukan sebuah warung yang dijaga seorang ibu. Di tempat itulah cerita ini bermula.

Si ibu, yang saya tidak tahu namanya, berwajah ramah, humoris, enak diajak ngobrol. Awalnya setiap bertemu saya, si ibu selalu minta diajarkan cara menyebutkan 78 degrees, nama sebuah produk minuman kopi. Setiap saya membeli sesuatu di sana, pasti diselingi obrolan-obrolan ringan. Tidak jarang beliau menanyakan kabar saya. Tentang ujian, tentang libur, tentang skripsi, tentang sidang. Hal itu cukup membuat saya berpikir, ibu ini terlalu tahu. Seakan mengerti betul kegiatan dan aktivitas mahasiswa. Namun saya menduga informasi-informasi tersebut didapatkan dari anak-anak lain yang berbelanja sambil mengobrol, seperti saya.

Akhirnya jawaban itu saya dapatkan berkat hujan. Ya, ketika saya sedang berada di warung tersebut, hujan lebat turun dengan…hmm..lebatnya. Memaksa saya berteduh sekaligus mendapatkan banyak waktu berbincang-bincang dengan si ibu lucu ini. Tak heran kalau beliau tahu persis aktivitas mahasiswa, karena ternyata beliau mempunyai seorang anak lelaki yang juga berkuliah. Ketika saya menanyakan universitasnya, beliau menunjuk ke arah depan, tepat di arah universitas saya berada. Universitas Indonesia. Belum habis rasa kaget saya, fakta-fakta lainnya bermunculan cepat bagaikan gelembung panas yang keluar dari perut bumi (oke, berlebihan). Anak beliau mengambil salah satu jurusan di Fakultas Teknik, angkatan 2006, berarti sudah lulus sekitar empat tahun lalu. Sekarang sudah bekerja beberapa lama, bahkan sempat bekerja di luar negeri!

Sebagai salah satu anggota masyarakat yang tidak sempurna, saya mengakui bahwa awalnya saya tidak menyangka kalau ibu warung ini mempunyai anak seorang sarjana yang bekerja di luar negeri. Saat menceritakan anaknya, terlihat sekali rasa bangga dan cinta terhadap anaknya. Saya pun mulai berpikir, jangan-jangan ibu ini membuka warung hanya untuk mencari kegiatan. Beginilah kira-kira jawaban beliau:

“Nggak, ibu jualan serius. Kalo ibu masih bisa sendiri ibu ga mau nerima dari anak.”

Ya, itulah seorang ibu. Tidak ada yang bisa menandingi ketulusan seorang ibu. Bukan hanya merawat anaknya dari kecil, bahkan ketika anknya sudah sukses pun sang ibu tetap tidak mau merepotkan. Bila ada yang berpikir orang tua menyekolahkan anak sebagai investasi agar kelak si anak bisa membiayai orangtuanya, itu salah. Mereka benar-benar tulus. Mereka senang melihat kita senang. Dan tetap menerima kita sebagaimana pun terpuruknya kita. Teringat sebuah kutipan kata-kata pemilik warkop di kutek yang senang berjudi:

“Mau gimana pun keluarga yang terutama. Temen-temen kita mungkin ada buat seneng-seneng. Tapi kalo kita ga punya apa-apa? Kemana lagi selain pulang”

Ibu itu sendirian. Ketika saya menanyakan tentang suaminya, beliau menolak membicarakan hal tersebut. Kehidupannya yang sederhana, sendirian, tidak mengurangi rasa bangga dan rasa bahagia yang terpancar di kedua matanya ketika membicarakan anaknya.


Bukankah sangat mudah membuat mereka bahagia? Orangtua mu, atau siapa pun yang menjadi keluargamu, tempatmu pulang, mereka bahagia ketika kalian bahagia. Bergiatlah dalam kehidupan kalian, teman, karena kebahagiaan mereka di tangan kalian.

Saturday, May 17, 2014

Tentang Skripsi: Orang di Bumi Jahat-jahat!

ORANG DI BUMI JAHAT JAHAT

Kata-kata di atas adalah username seorang player DOTA 2 yang kebetulan ketemu waktu main bareng anak-anak. Username yang lucu dan minta dikomenin, ngebuat putin langsung bilang

ga semuanya kok :(

Ya. Orang-orang pasti bakal ngebantah kalo di generalisasi bahwa orang di bumi jahat-jahat. Tapi ada benernya juga sih kalimat itu. Banyak banget orang jahat di bumi ini. Seengaknya banyak yang egois. Dan sikap egois bisa jadi adalah sumber segala dosa.



Dan belakangan ini, di masa-masa running buat skripsi, hal ini kerasa banget. Obrolan yang santai, makan bareng, ketawa bareng, tapi di balik itu semua ada ketegangan yang tersembunyi. Dengan keterbatasan fasilitas lab bioproses, mau ga mau akan ada yang namanya rebutan alat. Mikirin penelitian orang lain bukan jadi hal yang wajar. Skripsi gue lebih penting.

Ga semua sih, ga banyak malah. Cuma sering mikir aja mungkin ada orang yang panik kesana kemari, nguasain dan make banyak alat, ga mau kalah dan nyikut orang-orang lain cuma buat dapet data tambahan, di saat yang lain bahkan belom punya data buat diolah. Hypothetically yah.

Gue bukan orang yang berhak buat ngomong gini sih. Ga lepas juga dari sikap egois. Eh tapi berhak deh, blog gue ini.

Tapi semua berubah sejak negara api menyerang.

Kemarin gue sakit. Pertama kalinya sakit sejak mulai running, padahal udah dijaga supaya ga sakit. Badan meriang dari sore dan masih harus running sampe jam 12 malem. Jam 9 gue ambil data, berarti harus ngambil data sekali lagi jam 12 sekalian beres-beres. Tapi kepala udah ga bisa dikompromi lagi, jadi gue tidur di ruang mas diki. Iyah, begini kelakuan kami mas.

Sebagai orang yang susah bangun, dalam kondisi sakit bukan hal yang aneh kalo gue baru bangun jam 2 pagi di saat pasang alarmnya jam 12. Nah, pas bangun, gue tiba-tiba menemukan bed cover di atas gue, padahal tadinya cuma tidur beralaskan selimut. Tapi namanya orang baru bangun, blom sempet mikir tuh bed cover datengnya dari mana.

Gue menghampiri reaktor jahanam kesayangan gue buat ngambil data salinitas. Gapapa deh telat dua jam, mungkin ga jauh beda. Dan disaat itulah, gue menemukan secarik kertas di samping reaktor.



Gue ngeliat sekeliling dan ada Beta disana.

"Ini Beta yang ngambilin?"
"Iya yo, gue kira lo ketiduran"

Gulp.

Dan disaat itu juga, gue sadar gue bukan nemuin bed cover. Gue diselimutin. Dan ternyata itu perbuatan Astry.

Gulp.



Kiri: bed cover yang tebal, hangat dan empuk. Kanan: selimut gue yang tipis


Diambilin data dan diselimutin ketika lagi lemes karena sakit. It touched me more than it should.

Dan gue sadar, perbuatan baik Beta membuat pikiran gue terbuka akan kebaikan, jadi bisa ngeh akan perbuatan baik lain yaitu perbuatan baik Astry. Satu perbuatan baik yang simple bisa membuat orang lain sadar akan perbuatan-perbuatan baik lainnya, dan megubah persepsi orang tentang dunia ini.

Orang di bumi ga jahat-jahat kok. 



Thursday, April 24, 2014

Harus banget ya diketik sekarang?

Ini bukan tentang rasa ingin menguasai. Untuk saya, masalah ini murni perihal kepercayaan diri. Pernah ga sih kalian nemuin orang yang lagi dipukulin orang lain. Kalian ngebantu orang itu dengan terjun ke tengah-tengah perkelahian. Tapi ternyata orang yang digebukin itu Brock Lesnar.



Yaelah, bantuan lo cemen banget bro!

Atau mungkin lebih tepat, yang digebukin ini adalah seorang yang lo kenal. Terus yang bantuin tetep Brock Lesnar.

Yaelah, bantuan lo cemen banget bro!

Lebih tepat lagi, bukan sekedar seorang yang lo kenal, tapi seorang yang berarti buat lo.
Well, good luck, now you can’t think of her without thinking of Brock Lesnar too.

Yaelah, udah cemen, takut sama Brock Lesnar?


Bukannya tadi udah dibilang? Ini masalah kepercayaan diri. Kalo minus masalah itu, mungkin Brock Lesnar ternyata cuma orang biasa. Tapi gimana ga kurang percaya diri, seorang itu terlalu keren sih.

Saturday, April 5, 2014

Fiksi mini: Love is Blue

"I love you. Gue sayang banget sama lo!"

Ujarnya padaku, ketika kubawakan pujaan hatinya sebagai kejutan.

Sunday, March 30, 2014

Twitter tips: DTK 2010 list!

Di malam senin rasa malam minggu ini gue mau share tips Twitter yang kayaknya masih jarang yang make. Twitter list! Awal taunya dari list DTK 10-nya Reza, terus gue lengkapin jadi list gue sendiri. Credit to @rezatl. Awalnya bikin cuma pengen bikin aja, eh ternyata enak. Malah sering pas buka Twitter cuma buka list aja, ga buka timeline benerannya.

Apa sih emang enaknya?
1.    Ga perlu klik view conversation lagi. Biasanya yang mau dikepoin kan obrolan sesama anak DTK 10, nah ini semua tweetnya bakal tampil di satu timeline, jadi bakal paham sendiri.
2.      Kalo ada yang no mention bakal ketauan banget. Orang tweetnya kadang atas bawah gitu haha. Bakal banyak deh hal yang keliatan, cobain aja *smirk
3.    Ga perlu repot follow satu-satu. Masih ada beberapa anak DTK 10 yang ternyata belom gue follow, tapi akhirnya muncul juga di timeline list. Asal ga di-protect ajaa
4.    I can read every single tweet from the members. Yes, EVERY SINGLE TWEET! No life? Not really. When I refresh the list timeline for every, let say, 8 hours, there’ll be only 40-50 new tweets, and take only 1-2 minutes to read em all.

Udah itu aja sih. Tapi kebayang pas udah lulus nanti, ketika udah susah nyari kabar satu sama lain, seengaknya di list ini masih bisa keliatan kabar orang-orang dalam satu timeline. Biarpun pasti yang dimention bakal berubah pelan-pelan jadi nama orang yang kita ga kenal. Hiks.

Nah, terus gimana cara pakenya? Gampang kok, just follow these steps.
1.      Pilih Me atau profile gue, terus klik list, terus pilih DTK UI 2010. Atau kalo kalian mau bikin list sendiri, klik create list.
(klik untuk memperbesar)

2.      Taraa kebuka deh. Nah buat selanjutnya biar ga ribet, di bookmark aja. Di chrome teken Ctrl + D. nanti bakal muncul di bookmarks bar.
(klik untuk memperbesar)

Yang perlu diperhatiin nih
1.      Waktu lo nambahin orang ke list lo, bakal ada notif ke orangnya. Jadi jangan sekali-kali bikin list dengan judul “cewek-cewek cantik” atau semacamnya
2.    Di list ini blom ada mbing. Gara-gara kebanyakan retweet haha. Kalo mau bisa ditambahin sendiri
3.      Enjoy!

Sunday, March 23, 2014

Set Me Free!

Gue capek buang-buang waktu

Takut

Capek

Ga tenang juga

Gue capek jadi orang males. Capek selalu ga ada waktu buat apapun. Capek ngerjain hal-hal yang ga berguna.

KOMITMEN

Setelah post ini. Gue berharap bisa berubah. Bisa rajin. Ga nunda sedikit pun. Langsung kerjain. Ga kompromi. Sediain waktu, bukan nyisain waktu.

Please. Jangan kecewain masa depan lo.


Saturday, March 22, 2014

Cerpen: Romance Down

PROLOG

When you love someone so much, too much, that you cannot imagine your life without her, what will you do?

When she is involved in every your future plans, what choices you have?



Setengah melompat, aku bangun dari tempat tidur. Tubuhku berkeringat, nafasku menderu. Dan untuk pertama kalinya dalam entah berapa lama, aku tersenyum. Untuk pertama kalinya, kurasakan ada harapan. Untuk pertama kalinya, aku menemukan alasan untuk hidup lagi. Kuangkat gagang telepon dan kutekan quick call nomor dua.


Delapan bulan kemudian


Disinilah aku berdiri, sebagai buah atas ide cemerlangku. Aku memakai setelan jas terbaik yang kupunya. Nuansa putih dimana-mana. Musik mengalun manis, disertai suara penyanyi yang tegas dan lembut. Makanan tersaji di setiap titik di ruangan, beberapa diantaranya sangat cantik dilihat. Para tamu memenuhi ruangan dengan suara obrolan dan tawa. Beberapa benar-benar bahagia, beberapa hanya datang karena memenuhi undangan. Semuanya terlihat indah. Namun bintang yang bersinar paling terang kedua di ruangan ini adalah wedding cake yang berada tepat di tengah panggung. Berbentuk istana es yang dingin, kaku, cantik, kuat, tak tergoyahkan. Tak ada mata yang tak terpikat oleh keindahannya yang penuh misteri.

Dan beberapa meter di depanku, berdiri bintang paling terang di ruangan ini. Seorang wanita yang sangat kucinta. Menggunakan gaun pengantin putih model slender pundak terbuka, dengan bagian bawah yang menjuntai. Rambutnya ditata rapih berhiaskan tiara yang berkilau. Aku tersenyum padanya, dan dia membalas senyumku. Hatiku meleleh dengan kebahagiaan.

Sumpah perkawinan telah diucapkan. Kebahagiaan meliputi hatinya dan hatiku. Aku berhasil membuat wanita yang kucintai menjadi seorang istri. Kami akan bersama selamanya. Aba-aba untuk melakukan wedding kiss sudah diserukan. Mukanya memerah dan tampak canggung, namun senyumnya tetap luar biasa cantik. Dan dengan sedikit berjinjit, dia dan adikku berciuman.


EPILOG
That was the only way. I cannot live without her. I am indeed able breathe and eat, but not more than that. If all my love to her are removed, I will only be a bunch of living thing. Every cells in my body has fallen into her.


She and I are kaputski. But I need her in my life, no matter what is the state. Now, she is my sister-in-law. Family bonding. Seems strong, eh? Although it hurts seeing the girl I love together with my own brother, and my tears still pouring every night, at least I’m alive.

Tuesday, March 11, 2014

Bukan sajak

Warna apa yang bisa digunain sendiri?
Bisa mungkin
Tapi siapa yang tahan?

Ikan juga
Sendiri bisa mati
Semut yang bodoh pun tau yang terbaik

Tembok batin berpendapat
Katanya uji aja minta kejar
Toh bisa cari matahari lain

Bisa? Redup bisa
Satu aja gerhana
Maklum lalat dimana-mana

 Segapenting apapun matahari
Harus dicari
Walau kadang pengen juga dicari

Daripada mati

Saturday, March 8, 2014

Cerpen: Bias! Part 3

Part 1

Part 2

Aku mengunyah donat gula dengan rakus. Donat ini benar-benar enak. Kuselingi dengan menyeruput kopi, cairan yang kuharap dapat membantuku terjaga setidaknya selama dua jam lagi. Mengantuk di atas motor tua dengan ban yang sudah botak tentu bukan ide yang bagus. Lamunanku buyar oleh deringan telepon.

“Pak ada kasus…” suara di seberang sana terputus oleh eranganku. Tanganku terkena kopi panas saat sebelumnya kubanting ke meja. Kasus?? Saat pergantian shift kurang dari satu jam lagi? Alam semesta pasti sedang mengejekku! Kuambil kunci motor polisi sambil mengemas beberapa perlengkapan penyelidikan. Betapa aku ingin menaiki motor tuaku dan pulang ketimbang menaiki motor besar ini dan pergi ke antah-berantah.


Sampai di tempat kejadian, aku tak sanggup berpikir jernih. Kebun pisang yang sama, kondisi mayat yang sama, tangisan wanita paruh baya yang sama. Aku yakin pernah mengalami ini sebelumnya. Alam semesta bukan hanya mengejekku, namun juga menyeretku ke dalam keanehan ini. Setelah penyelidikan selesai, aku kembali ke kantor. Bukannya pulang, aku malah membuka-buka catatan kasus. Setengah girang dan setengah takut, kutemukan data kasus yang kucari.

Dua puluh tahun yang lalu, seorang anak hilang dari rumah sakit jiwa. Anak itu ditemukan di atas pohon juga dengan tubuh terpelintir. Kasus ditutup dan dianggap sebagai sebuah kecelakaan. “Roti jalang!” umpatku. “Gimana bisa hal kayak gini dianggap kecelakaan sih. Semoga kamu udah damai sekarang..” aku berhenti sejenak untuk mencari-cari nama anak itu. “Ah, Haris. Semoga kamu damai ya Nak”. 

Cerpen: Bias! Part 2

Part 1

Mukanya sedih sekali, pikirku. Pasti dia sangat kesepian. Hal yang bisa kulakukan hanyalah memasak makanan-makanan kesukaannya. Sepertinya aku gagal, karena dia bahkan telah masuk kamar setelah makan tak lebih dari empat suapan. Aku mulai menangis. Dalam keadaan terguncang, aku baru menyadari bahwa suara yang telah kudengar beberapa saat ini adalah suara aktivitas dalam rumah. Pencuri, batinku. Veral sudah pasti tidur di waktu selarut ini. Dan tidak salah lagi, barusan adalah suara pintu depan terbuka!

Panik, aku mencari barang yang bisa dijadikan senjata. Pilihanku jatuh pada vibrator gelas kaca yang cukup tebal. Kukumpulkan segenap keberanianku dan mulai mengendap-ngendap keluar kamar. Kulihat pintu depan terbuka lebar, namun tidak ada seorang pun. Anakku! Jeritku dalam hati. Aku berbegas menaiki tangga, sambil bersiap menyerang si perampok. Aku sampai di depan pintu kamar Veral yang terbuka. Hatiku mencelos. Menit berikutnya aku telah mengelilingi seluruh rumah. Tidak ada perampok, tidak ada barang yang dicuri, tidak ada Veral.

Pasti dia kambuh lagi. Oh, anakku. Kemana dia di tengah malam begini?? Aku mengambil jaket lalu menghambur ke jalan, berusaha mencari sosok seorang anak kurus. Jalanan sangat sepi. Aku mencari selama berjam-jam tanpa hasil.

Keesokan paginya, aku keluar lagi untuk mencari Veral. Entah kenapa kemarin malam, aku punya perasaan aneh ketika melewati kebun pisang. Aku tidak berani masuk ke dalamnya karena sangat gelap. Sekarang, dengan sinar matahari, kebun itu dapat terlihat jelas. Ujungnya tidak kelihatan, saking luas dan penuhnya kebun ini. Baru beberapa meter, aku mencium bau amis yang sangat kuat. Aku mulai menangis. Bau ini pasti bau dari bangkai binatang liar, aku berusaha meyakinkan diri sendiri. Aku berjalan ke arah dimana bau itu semakin kuat, dan akhirnya berhenti di depan pohon besar.

Di atas pohon, tersangkut di antara dahan, terlihat wajah yang amat kukenal. Tubuhnya terpelintir, isi perutnya menjuntai ke bawah. Detik setelahnya, aku dibuat tuli oleh teriakanku sendiri.

Part 3

Lagi Dimana?

Hal tersulit dari menjauh sama orang yang tadinya deket adalah ketidaktahuan. Biasanya lo tau hal-hal tentang orang itu, tapi sekarang ga lagi. Cuma bisa denger dari orang-orang, socmed--dan hal yang lo dengar bakal kerasa asing. Bikin lo semakin yakin, kalo kalian jauh.

Ga ngerti, ketika biasanya ngerti.

Ga nyaman, ketika biasanya nyaman.

I hate myself for being like this.

Cerpen: Bias!

Lagi-lagi hari yang melelahkan, hanya bisa diam ditengah-tengah kerumunan orang. Mengapa sulit sekali bergaul dengan mereka, teman-teman yang padahal bertemu muka setiap hari di kampus. Tak perlu waktu lama bagiku untuk segera terlelap setelah menghempaskan badanku ke kasur.

“Ver, bangun ver! Bahaya!”

Teriakan itu membuatku terduduk dengan cepat. Kulihat Haris berdiri disana dengan wajah panik. “Cepet Ver, kita harus kabur!”

“Kenapa Ris? Kenapa lo panik banget?” tanyaku. “Udah ga ada waktu, kita bakal dibunuh. Ayo lari!”

Aku memutuskan percaya pada sahabatku ini. Kusambar gagang pintu dan lari keluar rumah. Perlu beberapa menit bagiku untuk membuka semua pintu sampai keluar. Ketika sampai di luar, aku segera berlari mengikuti Haris. Kami berlari begitu cepat, terlalu cepat untuk jalanan yang hanya diterangi lampu jalan muram, sehingga aku beberapa kali terjatuh. Kami sampai di pinggir kebun pisang. Saat aku berpikir untuk memutar, Haris justru masuk ke dalam kegelapan kebun tanpa memperlambat larinya. Mengabaikan rasa takut yang menerpaku, aku segera berlari menyusul Haris, satu-satunya sumber cahayaku di tengah kegelapan yang jahat dan berkabut ini.

Haris berlari begitu cepat, aku hanya sempat menangkap bayangan punggungnya sebelum hilang dalam belokan. Tiba-tiba Ia berhenti di balik sebuah gundukan tanah. “Ver, kita harus masuk sedikit lebih dalam lagi” katanya tanpa terengah-engah sedikit pun. Kali ini tanganku di tuntunnya, masuk semakin dalam ke kebun yang luas ini. “Ris gue takut disini. Kita ga bisa ke tempat lain?” pintaku memelas. Haris tidak menghiraukan, terus menarik tanganku masuk ke dalam kegelapan.


“Aw!” jeritku. Aku menginjak sebuah batu bundar yang dipenuhi lumut, membuat kakiku tertekuk dan tertekan berat badanku. Aku mengerang kesakitan, menggema di malam yang sunyi itu. Aku terduduk sambil memegang kakiku. Haris menyusul duduk, wajahnya terlihat khawatir. “Ris kaki gue sakit banget. Kayaknya ga bisa jalan lagi deh. Kita sembunyi di sini aja bisa?” tanyaku.

Sunyi.

“Haris?” aku memanggil. Nihil, tidak ada jawaban. Aku menengok berkeliling, dia tidak ada dimana-mana. Hanya ada pepohonan, kabut, dan kegelapan.

Kesadaran menamparku.


Aku menghela nafas panjang, sendirian di kegelapan yang asing. Tak kusangka akan separah ini, pikirku dalam hati. Seharusnya aku menuruti nasihat Ibu sejak kecil, bahwa punya teman khayalan itu tidak baik. Semoga saja aku cepat ditemukan oleh manusia.

Part 2

Part 3

Friday, March 7, 2014

Just Do It

Ini wallpaper desktop yang menemani belakangan ini



Sering banget cuma bingung, mikir, panik, ngerasa ga bisa, dan akhirnya ga kelar. Ga menghasilkan apa-apa. Gambar itu mengencourage buat tetep nulis. Tetep kerjain. Salah urusan nanti, kalo ga nyoba mana tau ga bisa. Jangan main aman, waktu ga suka dipermainkan. Kadang dia suka menyerang di saat terjelek kita.

"I have not failed. I've just found 10,000 ways that won't work". -Thomas A. Edison

Milestone 1: Bye Old Blog!

And thats all the words from my old blog. Will create new post from now. Thanks raksasa kecil, bye!

Old Blog 4: suddenly you

12 November 2011

teriknya matahari ga terasa
kaki berjalan tanpa perduli arah
mata ga fokus ke jalan
bahkan teh dingin yang diminum terasa hambar

yang terasa hanya degupan jantung di dada

Old Blog 3: Belajar dari Suku Baduy Yuk!

(Ini tulisan terpanjang di blog lamaa -- me)

12 November 2011

Kemarin kira-kira beberapa minggu yang lalu, gw liat liputan tentang suku Baduy di Banten. Menurut adat mereka, hidup selaras dengan alam itu penting banget. Suku Baduy membangun rumah mereka dengan bahan-bahan alam, jadi ga ada tuh istilahnya genteng batako atau apa. Atap mereka aja cuma dari daun-daunan. Dan yang paling menarik perhatian gw, menurut adat mereka ngebangun kamar mandi juga dilarang. Jadinya kalo mereka mau mandi mereka harus berjalan ke sumber air yang jauuuh dari rumahnya. Lebih-lebih suku Baduy dalam, mereka bahkan melarang penggunaan shampo sabun dan sejenisnya. Katanya zat-zat itu bakal ngerusak alam. Mereka juga merawat tumbuh-tumbuhan disana sambil mempertahankan keasliannya, jadi tumbuhan yang seharusnya gak ada disana ya ga bakal ditanam.

Nah, pertanyaannya, buat apa mereka susah-susah kayak gitu sih? Buat apa mereka ngorbanin diri mereka sendiri dengan harus berjalan jauh hanya untuk mandi, sementara orang-orang di luar sana merusak alam dengan semena-mena? Bayangin aja cewek remaja kota yang mandi di kamar mandi mewahnya dengan shampoo dan sabun yang melimpah dan mahal-mahal. Umm..maksud gw jangan dibayangin beneran, cuma buat perbandingan aja gitu. Yah, balik ke masalah Baduy, apa yang mendasari pengorbanan mereka? Yap, tidak lain dan tidak bukan adalah rasa cinta mereka terhadap alam. Cuma itu. Mereka ga kayak kebanyakan orang kota yang cuma bisa teriak-teriak global warming, penghijauan, cintai alam, tapi ga ada tindakan nyatanya. Atau seperti kata Michael Jackson, masyarakat selalu berpikir “pemerintah harus segera bertindak” atau “mereka akan segera memulai usaha penyelamatan alam”. It’s not all about “they”, it’s about “us”. Kita yang harus memulai dari diri sendiri, seperti suku Baduy.

Kalo kita baca kitab Kejadian pasal 1, Allah bener-bener nyiptain alam dengan harmoni yang luar biasa. Bagaimana urutan penciptaan dibuat sedemikian rupa sehingga akhirnya Allah melihat bahwa semuanya sungguh amat baik. Kemudian Allah berfirman "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kej 1:28). Maksud dari kata taklukan disini tentu bukan “habiskan” atau “kuasai dengan semena-mena”, melainkan lebih kepada merawat dan memelihara. Memang alam diciptakan untuk manusia, namun yang sering terjadi adalah alam dimanfaatkan untuk kepentingan individu, tanpa memikirkan orang lain atau generasi mendatang. Jadi, apakah kita mau turut serta untuk merusak alam yang telah diciptakan Allah yang kita cintai? Kita dapat mengambil motivasi suku Baduy “mencintai alam” menjadi motivasi kita sendiri, yaitu “bila kita mencintai Allah, kita juga harus mencintai alam ciptaan-Nya”.

Nah, apa aplikasi nyata yang bisa kita ambil? Aplikasi yang gw ambil ialah ga ngebuang sampah sembarangan, dan puji Tuhan ini udah berlangsung cukup lama. Kalo mau dicoba gampang kok. Menurut gw sih ada banyak tindakan yang gampang tapi ngaruh banget, misalnya mengurangi penggunaan plastik, styrofoam, menanam pohon, hemat listrik dengan mematikan lampu dan alat-alat elektronik yang ga dipake, dan macem-macem yang lainnya. Jadi, anda pilih yang mana? Bersama Tuhan pasti bisa kok! God bless you all :)


Old Blog 2: Lirik "Melupakanmu (Tak Akan Bisa)"

12 November 2011

tak terasa semakin jauh
kau jauh pergi tinggalkan aku
meski kau kini telah berubah
namun ku tetap menantimu




bila bisa kumemutar waktu
ingin kuulang masa itu
saat kita berdua bersama
namun tak mungkin lagi




*
cerita kita tak akan ada lagi
bersama kita lanjutkan mimpi mimpi
dan kumulai mencari nafas cinta
yang tak tau dengan siapa


memulai langkah tuk menjadi yang baru
tetap berjalan meski tanpa hadirmu
ku berdoa semua yang terbaik
namun ku takan bisa
melupakanmu




I wrote this lyric years ago. people in this lyric are me and a girl. unfortunately, I forgot who's that girl :'(

Old Blog 1: Apa maksud sendok berlubang??

12 November 2011


Jika anda mencari blog yang membahas tentang alat alat makan, segera tutup halaman in!!
Saya tunggu...


....




....



Masih disini? Bagus!
Sebenernya, ini blog biasa, yang isinya tentang pengalaman-pengalaman hidup..


Terus kenapa judulnya sendok berlubang?? padahal secara harafiah ga ada sendok yang berlubang! (iyalah sendok berlubang ga bisa buat nyendok).

(hey old me. You were stupid. Gatau ya kalo sendok berlubang itu kepake juga. Ga pernah makan bakso hah?? NIH



LAWYERED -- Me)


Karena itulah nama blog ini sendok berlubang, karena blog ini mencerminkan pengalaman pengalaman hidup yang kadang terasa tidak nyata dan seperti mimpi.


Ga ada hubungannya kan? emang iya.

Pindah Rumah

Blog ini pindahan (dan lanjutan) dari sendokberlubang.blogspot.com. Lupa password maap, jaman 2011. Waktu masih bisa dikategorikan maba. Waktu kalo disapa orang ga dikenal tinggal bilang "hai kak" beres. Kalo sekarang disapa jawabnya cuma bisa "hai" aja, secara angkatan paling tua hiks. Kan cuma satu kata gitu jawabnya nanti dikira somboong. Eh beberapa minggu yang lalu disapa orang yang bener-bener gue ga kenal sama sekali loh. Manggilnya "dio" lagi jadi ga mungkin salah orang. Duh. Ga ada ide itu orang manaa. 

Jadi hilang fokus.

Back to the track, sebenernya isi dari  blog sebelumnya kebanyakan udah ga valid. Galauan orang muda gitu. Sekarang perasaan berubah. Orang berubah. Keadaan berubah. Tapi La Senza masih aja ga suitable buat cowok belanja. 
Sayang aja gitu tulisan yang pernah ke publish dibuang-buang. Siapa tau kangen, dan tulisan itu bisa jadi mesin waktu kecil yang menyegarkan. 

How to Win Friends and Influence People

 Author: Dale Carnegie Originally published: October 1936 Self note Practical – Every day Become genuinely interested in other people Smile ...